THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES ?

Rabu, 12 Desember 2007

'aRTiKeL aBoUt CACAR'

Cacar air atau varisela memang merupakan penyakit anak-anak yang sudah ratusan tahun dikenal orang. Diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh, pusing, demam yang kadang-kadang diiringi batuk, dalam waktu 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang terangkat karena terbakar) dan terakhir menjadi benjolan-benjolan kecil berisi cairan.
Sekitar 250 - 500 benjolan akan timbul menyebar di seluruh bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata, termasuk bagian tubuh yang paling intim.
Namun dalam waktu kurang dari seminggu, lesi ini akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 - 3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas.
Di negara dunia ke tiga, termasuk Indonesia, bahaya cacar air sering dianggap penyakit remeh. Masyarakat pada umumnya telah terbiasa hidup dengan mitos, bahwa cacar air merupakan penyakit yang harus dialami dan tak mungkin dicegah.
Virus varisela zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar ke bagian tubuh melalui kelenjar getah bening. Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak daripada kalau sudah dewasa. Sebab itu seringkali orang tua membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini.



Mengapa demikian?

Para pakar kedokteran mengatakan, gejala yang dialami pada orang dewasa lebih parah daripada pada masa kanak-kanak. Demam yang dialami lebih parah dan berlangsung lebih lama, sakit kepala serta lukanya lebih berat serta bekas luka yang ditinggalkan akan lebih dalam. Kalau pada anak-anak kebanyakan komplikasi hanya berupa infeksi varisela pada kulit, pada orang dewasa kemungkinan terjadinya komplikasi berupa radang paru-paru atau pneumonia 10 - 25 lebih tinggi daripada pada anak. Perokok dikatakan berisiko pneumonia lebih tinggi dibanding yang bukan perokok. Komplikasi yang langka tapi bisa terjadi berupa radang otak, radang sumsum tulang, kegagalan hati, hepatitis serta sindrom Reye (kelainan pada otak sekaligus hati).
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, secara laten virus betah tinggal di dalam tubuh penderita selama bertahun-tahun. Pada saat daya tahan tubuh penderita melemah, muncullah infeksi sekunder dalam bentuk penyakit herpes zoster atau ruam saraf yang nyeri dan menular. Herpes zoster ini timbul dalam bentuk ruam memanjang pada bagian tubuh kanan saja atau kiri saja.

0 komentar: